China Manufacturing PMI turun lebih dalam dari perkiraan pada April akibat dampak perang dagang dengan AS
NEWS
Steven
4/30/20252 min read
Aktivitas manufaktur di China menurun lebih besar dari yang diperkirakan pada bulan April, menurut data pemerintah yang dirilis Rabu. Penurunan ini terjadi karena produsen lokal terkena dampak penurunan tajam pesanan dari luar negeri setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang China.
Sementara itu, survei swasta terpisah menunjukkan sektor manufaktur China masih tumbuh, meskipun lajunya jauh lebih lambat.
Indeks pembelian manufaktur resmi tercatat di angka 49,0 pada April, lebih rendah dari perkiraan 49,7 dan juga turun dari angka 50,5 di bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, artinya sektor manufaktur China kembali mengalami penurunan setelah dua bulan mengalami pertumbuhan.
Penurunan ini terjadi di tengah perang dagang yang memanas antara China dan AS selama April. AS menaikkan tarif impor barang China hingga 145 persen, dan China membalas dengan tarif 125 persen untuk produk AS.
Kebijakan tarif AS ini diperkirakan akan sangat mengurangi permintaan dari Amerika terhadap barang-barang China, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi produsen China. Hal inilah yang memicu penurunan aktivitas manufaktur karena pesanan baru dari luar negeri anjlok.
Sektor non-manufaktur China juga menunjukkan hasil yang mengecewakan. PMI non-manufaktur naik menjadi 50,4 pada April, lebih rendah dari perkiraan 50,6 dan turun dari 50,8 di bulan sebelumnya.
Akibatnya, PMI gabungan China turun menjadi 50,2 dari 51,4 di bulan Maret. Angka ini nyaris menyentuh batas kontraksi. Data PMI ini menunjukkan dampak serius dari tarif AS terhadap sektor industri China, yang kini makin sulit masuk ke pasar Amerika. Namun sejauh ini, China belum menunjukkan tanda-tanda ingin kembali berdiskusi soal perdagangan, bahkan membantah klaim Trump bahwa negosiasi sedang berlangsung.
Sementara itu, survei swasta Caixin justru menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih tumbuh pada April, meskipun pertumbuhannya melambat dibanding bulan sebelumnya.
PMI manufaktur versi Caixin tercatat di angka 50,4, lebih baik dari perkiraan yang menyebutkan akan turun ke 49,8, meskipun tetap menurun dari 51,2 di bulan sebelumnya.
Survei ini juga menunjukkan adanya penurunan tajam pesanan ekspor setelah diberlakukannya tarif AS. Hal ini menyebabkan industri bekerja di bawah kapasitas normal, dan berujung pada pengurangan tenaga kerja di sektor tersebut.
Ekonom senior dari Caixin, Wang Zhe, menyatakan bahwa tarif dari AS sangat memukul permintaan luar negeri, dengan pesanan ekspor baru turun paling cepat sejak Juli 2023. Dampak dari perang dagang ini diperkirakan akan makin terasa di kuartal kedua dan ketiga, sehingga pemerintah perlu segera mengambil langkah kebijakan yang tepat.
Data Caixin berbeda dari data pemerintah karena survei ini lebih fokus pada perusahaan swasta kecil di bagian selatan China, sementara data resmi lebih banyak mencakup industri besar milik negara di bagian utara. Investor biasanya menggunakan kedua data ini untuk melihat gambaran ekonomi China secara menyeluruh. Data terbaru ini menunjukkan bahwa perekonomian China mengalami awal yang lemah di kuartal kedua 2025 setelah sempat membaik sebelumnya.
Hasil data ekonomi yang lemah ini memperkuat alasan bagi pemerintah China untuk memberikan stimulus tambahan, baik melalui kebijakan fiskal maupun moneter, guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Manfaatkan momen, Trading bersama Viction
Temukan Kami Disini
Alamat
Sonatopas Tower Lantai 20, Jl. Jenderal Sudirman No.Kav 26, RT.4/RW.2, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12920
Associate with PT Victory International Futures Sonatopas Tower
Copyright © 2024 Viction.id. All rights reserved.