Harga Minyak Naik karena Harapan Kesepakatan Dagang AS, Meski Masih Tertekan oleh Kekhawatiran Permintaan

NEWS

Steven

5/8/20251 min read

red and black metal tower during sunset
red and black metal tower during sunset

Harga minyak naik dalam perdagangan Asia pada hari Kamis setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bahwa ia akan mengumumkan kesepakatan dagang dengan salah satu negara besar pada hari yang sama. Pernyataan ini menimbulkan harapan akan meredanya ketegangan tarif yang selama ini menekan pasar.

Namun, harga minyak tetap berada di bawah tekanan karena kekhawatiran terhadap menurunnya permintaan dan meningkatnya produksi dari OPEC+. Pada hari Rabu, harga minyak sempat turun tajam dan mendekati titik terendah dalam empat tahun, setelah data persediaan AS menunjukkan bahwa permintaan bahan bakar mulai melemah.

Kontrak berjangka minyak Brent untuk pengiriman Juli naik 0,5% menjadi 61,41 dolar per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,6% menjadi 58,02 dolar per barel pada pukul 21:57 ET (01:57 GMT).

Kenaikan harga minyak sebagian besar didorong oleh pernyataan Trump mengenai rencana pengumuman kesepakatan dagang dengan negara besar, yang menurut laporan New York Times adalah Inggris. Kesepakatan ini bisa menjadi yang pertama sejak Trump menerapkan tarif besar-besaran terhadap banyak mitra dagang AS, meskipun sebelumnya ia memberikan pengecualian 90 hari bagi semua negara kecuali China.

Ketidakpastian atas kebijakan tarif Trump telah menjadi salah satu penyebab turunnya harga minyak dalam beberapa minggu terakhir. Pasar khawatir dampaknya bisa memperlambat ekonomi. Selain itu, data ekonomi terbaru dari AS dan China menunjukkan perlambatan pertumbuhan, di tengah perang dagang yang memanas sejak April. Meskipun pemerintah AS menyatakan akan membuka pembicaraan dagang dengan China, Trump menegaskan tidak akan menurunkan tarif 145% terhadap Beijing. China juga menyatakan bahwa pembicaraan yang berlangsung minggu ini lebih banyak diminta oleh pihak AS.

Meski mengalami kenaikan pada hari Kamis, harga minyak masih dalam posisi rugi cukup besar sepanjang tahun 2025. Kekhawatiran akan permintaan yang menurun dan produksi yang meningkat menjadi alasan utama. Ketidakpastian ekonomi bertambah setelah Bank Sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunga tetap dan memperingatkan risiko ekonomi akibat gangguan perdagangan serta potensi kenaikan inflasi.

Di sisi pasokan, rencana OPEC dan sekutunya untuk meningkatkan produksi pada bulan Juni juga menekan harga. Namun, hal ini sedikit tertahan oleh laporan beberapa produsen besar AS yang menyatakan akan mengurangi produksi karena penurunan harga minyak membuat mereka menekan belanja modal.

a person holding a cell phone in front of a stock chart

Manfaatkan momen, Trading bersama Viction