Harga Minyak Turun Lagi, Dipengaruhi Perang Dagang AS-China dan Prediksi Permintaan Lemah

NEWS

Steven

4/14/20251 min read

red and black metal tower during sunset
red and black metal tower during sunset

Harga minyak turun sedikit pada perdagangan hari Senin di Asia. Penurunan ini terjadi karena pasar masih mencerna kabar campuran soal tarif dari Amerika Serikat dan ketegangan perdagangan dengan China. Selain itu, perkiraan permintaan minyak yang melemah dan potensi harga yang makin turun juga memengaruhi pasar.

Saat ini, harga minyak mendekati titik terendah dalam empat tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran permintaan global yang lesu dan gangguan akibat konflik dagang. Ekonomi China yang merupakan pengimpor minyak terbesar di dunia juga ikut tertekan akibat perang dagang yang memanas dengan Amerika Serikat.

Harga minyak Brent untuk kontrak Juni turun 0,3% ke $64,56 per barel. Sementara itu, minyak WTI (West Texas Intermediate) juga turun 0,3% menjadi $60,75 per barel pada pukul 01.22 WIB.

Perang Dagang AS-China Jadi Sorotan, Barang Elektronik Sempat Dikecualikan

Ketegangan perang dagang AS-China sedikit mereda setelah Gedung Putih mengatakan bahwa produk elektronik dari China untuk sementara tidak dikenai tarif tinggi yang dikenakan Trump, yaitu hingga 145%. Namun, Presiden Trump mengatakan kebijakan ini hanya bersifat sementara. Ia berencana untuk mengenakan tarif tambahan khusus untuk elektronik beberapa bulan mendatang.

Trump juga menyebut bahwa produk elektronik tetap terkena tarif umum sebesar 10%, dan tambahan 20% untuk produk China terkait fentanyl. China pun membalas dengan tarif 125% untuk barang-barang dari Amerika, memperbesar ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Kondisi ini menjadi perhatian pasar karena bisa makin melemahkan ekonomi China, yang sudah menunjukkan penurunan impor minyak dalam satu tahun terakhir.

Menteri Energi AS : Harga Energi Akan Lebih Rendah di Bawah Trump

Menteri Energi AS, Chris Wright, menyatakan bahwa harga energi kemungkinan akan lebih rendah selama masa kepemimpinan Trump. Trump memang menargetkan penurunan harga energi sebagai cara untuk menekan inflasi. Ia juga sering mendesak Arab Saudi dan OPEC untuk meningkatkan produksi agar harga turun meski belum sepenuhnya direspons.

Trump juga berencana meningkatkan produksi energi dalam negeri AS, tapi pasar belum melihat dampak langsung karena proses ini butuh waktu dan investasi besar.

a person holding a cell phone in front of a stock chart

Manfaatkan momen, Trading bersama Viction