Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan pada hari Jumat bahwa kepemilikan besar Jepang atas surat utang (obligasi) Amerika Serikat bisa saja digunakan sebagai alat dalam negosiasi dagang dengan AS.

NEWS

Steven

5/2/20251 min read

text
text

Namun, Kato menegaskan bahwa apakah Jepang benar-benar akan menggunakan aset tersebut sebagai alat negosiasi masih menjadi pertimbangan tersendiri.

Pernyataan ini disampaikan saat Kato menjadi narasumber dalam sebuah program televisi, bertepatan dengan pertemuan pejabat tinggi Jepang dan AS di Washington untuk melakukan putaran kedua pembicaraan perdagangan bilateral.

Kato menjelaskan bahwa tujuan utama Jepang menyimpan lebih dari $1 triliun surat utang AS dengan jumlah terbesar di dunia adalah untuk menjaga likuiditas (cadangan dana) yang bisa digunakan jika Jepang perlu melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar yen.

“Namun dalam negosiasi, semua kemungkinan harus dibuka. Kepemilikan surat utang AS bisa menjadi salah satu kartu yang kami pegang,” ujar Kato, seperti dikutip oleh Reuters. “Apakah kartu itu akan digunakan atau tidak, itu soal lain.”

Pernyataan Kato ini merupakan perubahan sikap yang cukup tajam dari bulan lalu, di mana ia sempat menyatakan tidak akan mempertimbangkan menggunakan surat utang AS dalam negosiasi dagang.

Sebelumnya, pasar surat utang AS sempat mengalami penurunan tajam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif balasan (reciprocal tariffs) pada awal April. Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.

Penurunan tajam tersebut menjadi salah satu alasan Trump akhirnya menunda selama 90 hari rencana penerapan tarif barunya.

Sementara itu, nilai tukar dolar AS juga mengalami pelemahan sepanjang April karena kebijakan tarif Trump yang sering berubah-ubah membuat investor kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi AS.

Jepang sendiri menghadapi ancaman tarif sebesar 24% di bawah kebijakan Trump, yang telah mereka kritik. Walaupun penerapan tarif 24% ditunda setidaknya hingga bulan Juli, Jepang saat ini masih terkena tarif umum sebesar 10%, serta tarif 25% untuk mobil, yang merupakan salah satu ekspor utama Jepang ke AS.

a person holding a cell phone in front of a stock chart

Manfaatkan momen, Trading bersama Viction